Welcome to blog Eka argam satu hati

Selasa, 22 November 2011

Teknologi tekstil

Urgensi Pengetahuan Evaluasi Tekstil
oleh: Eka argam satu hati
Teknologi finishing (Penyempurnaan tekstil) yang semakin maju memungkinkan para produsen tekstil/industri tekstil membuat kain yang seperti sutera padahal bukan sutera, memproses kain dalam larutan kimia tertentu sehingga sifatnya baik, memberi efek kilau, warna kilap dan langsai namun hanya bersifat sementara (ketika masih di produsen/toko) sehingga setelah sekali dicuci (di tangan konsumen) sifatnya berubah. Didukung berkembangnya teknologi serat sintetis yang semakin pesat sehingga sangat memungkinkan melakukan teknik mixing (pencampuran serat) pada komposisi struktur benang (serat alam dan sintetis) yang akan dibuat kain sehingga memiliki sifat sifat khusus. Ditambah lagi ketersediaan beragam obat bantu tekstil (zat-zat kimia), macam macam proses penyempurnaan tekstil, teknologi permesinan serta teknologi proses kimia tekstil sangat memungkinkan rekayasa sifat sifat kain, baik bersifat sementara (hilang setelah satu kali pencucian) maupun bersifat permanent (tidak hilang walaupun dicuci berkali kali).
Untuk itu konsumen tekstil perlu memiliki pengetahuan tentang kualitas bahan tekstil sehingga mampu memilih bahan tekstil yang tepat dan sesuai syarat-syarat penggunaan dan keinginannya. Pengetahuan tersebut antara lain pengetahuan sifat dan jenis serat tekstil, pegangannya, ketahanan luntur warna, tekstur, kenampakannya dan labelisasi tekstil. Berbagai pengetahuan tersebut akan sangat membantu konsumen tekstil untuk memilih bahan tekstil yang tersedia dalam beragam kualitas dari yang paling murah hingga yang sangat mahal dengan tepat dan terhindar dari penipuan serta kekeliruan pembelian baik dari aspek harga maupun kualitas.
Pengetahuan tentang kualitas dan pemilihan bahan tekstil ini tidak hanya penting bagi konsumen tekstil tetapi juga sangat diperlukan bagi para produsen, pedagang, pelajar, maupun akademisi. Bagi produsen pengetahuan kualitas bahan tekstil sangat penting untuk pedoman, pelaksaanaan dan pengambilan keputusan produksi. Bagi pedagang sangat berguna untuk memudahkan proses pemesanan dan pembelian dari produsen, pengenalan jenis mutu dan kualitas. Bagi pelajar dan akademisi pengetahuan kualitas bahan tekstil sangat penting untuk pengembangan keilmuan seperti kegiatan eksperimen dan penelitian.
Pemilihan kualitas bahan tekstil pada umumnya dilakukan dengan metode:
1. Metode uji sensoris
Metode ini biasanya dilakukan oleh konsumen tekstil (masyarakat umum) ketika membeli bahan tekstil dari toko, pasar, pedagang atau lainnya. Dalam memilih bahan tekstil biasanya konsumen melakukan dengan cara dilihat, dipegang, diraba, diremas, diterawang, dibentang dan lainya yang hanya mengandalkan kemampuan panca indera manusia. Disamping itu biasanya konsumen juga melihat berdasar struktur harga (semakin mahal semakin baik), merk yang telah dikenal dan lainnya. Validitas metode uji sensoris ini sangat tergantung pada pengalaman si konsumen
2. Metode uji teknis/ laboratories
Metode ini dilakukan oleh para produsen (industri), pedagang, akademisi dan pelajar untuk menentukan kualitas bahan tekstil. Metode uji teknis/laboratories ini memerlukan peralatan pengujian, standar pengujian, ruang pengujian di samping kemampuan panca indera. Untuk pengujian teknis ini dibedakan menjadi pengujian secara fisika dan pengujian secara kimia. Hasil pengujian teknis ini dapat dipertanggungjawabkan dan memiliki tingkat validitas yang tinggi serta memenuhi standar-standar kualitas (SII/SNI, ISO, JIS, ASTM, AATCC dll) yang berlaku pada tingkat lokal, nasional dan internasional
Proses Penyempurnaan Tekstil.
oleh: Eka argam satu hati
Proses penyempurnaan tekstil ini pada umumnya terbagi menjadi 3 tahapan yaitu:
1. Proses Persiapan penyempurnaan (Pre Treatment)
Dalam proses persiapan penyempurnaan ini bahan tekstil yang masih mentah (kain grey) diolah menjadi kain putih sehingga dapat diproses lanjut celup, cap ataupun finishing agar memenuhi standar kualitas yang diharapkan.
2. Proses Pencelupan dan Pencapan
Pada proses ini dilakukan proses pemberian warna dan motif pada bahan tekstil sehingga bahan memiliki warna dan motif tertentu.
3. Proses Finishing (penyempurnaan khusus)
Pada proses ini dilakukan pengolahan bahan tekstil agar memiliki sifat-sifat khusus sehingga memenuhi syarat-syarat penggunaan tertentu seperti anti kusust, anti air, anti susut, anti api, anti bakteri, efek creep, efek kilap dan lainnya.
PENGETAHUAN TEKSTIL
Oleh: Eka argam satu hati
Tekstil adalah bahan yang berasal dari serat yang diolah menjadi benang atau kain sebagai bahan untuk pembuatan busana dan berbagai produk kerajinan lainnya. Dari pengertian tekstil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa bahan/produk tekstil meliputi produk serat, benang, kain, pakaian dan berbagai jenis benda yang terbuat dari serat. Pada umumnya bahan tekstil dikelompokkan menurut jenisnya sebagai berikut:
  1. Berdasar jenis produk/bentuknya: serat staple, serat filamen, benang, kain, produk jadi (pakaian / produk kerajinan dll)
  2. Berdasar jenis bahannya: serat alam, serat sintetis, serat campuran
  3. Berdasarkan jenis warna/motifnya: putih, berwarna, bermotif/bergambar
  4. Berdasarkan jenis kontruksinya: tenun, rajut, renda, kempa. benang tunggal, benang gintir
Pengetahuan tentang jenis dan sifat serat tekstil merupakan modal dasar bagi mereka yang akan terjun di Industri tekstil dan fashion Pengetahuan tentang jenis dan sifat serat tekstil sangat diperlukan untuk mengenali, memilih, memproduksi, menggunakan dan merawat berbagai produk tekstil seperti serat, benang, kain, pakaian dan tekstil lenan rumah tangga lainnya. Karakteristik dan sifat bahan tekstil sangat ditentukan oleh karakteristik dan sifat serat penyusunnya. Disamping itu sifat-sifat bahan tekstil juga dipengaruhi oleh proses pengolahannya sperti dari serat dipintal menjadi benang, dari benang ditenun menjadi kain kemudian dilakukan proses penyempurnaan hingga menjadi produk jadi. Oleh karena itu untuk memahami lebih jauh tentang bahan tekstil diperlukan pengetahuan tentang karakteristik dan sifat berbagai jenis serat dan teknik pengolahannya menjadi bahan tekstil.
Untuk lebih jelasnya proses pengolahan mekanik dan kimia dari serat menjadi produk tekstil dapat dilihat pada tabel berikut.
Proses Produksi
Teknologi
Hasil
Mekanik
Kimia
Serat Alam
Pertanian (kapas, yute,linen)
Peternakan (sutera, wool)
Pupuk Organik Nonorganik
Serat alam seperti sutera, kapas, wool, yute, linen, sisal dll
Serat Sintetis
Pemintalan leleh
Pemintalan kering
Pemintalan basah
Polymerisasi
Filamen/staple serat polyester , nilon, rayon, Benang nylon, polyester
Benang
Bahan dari serat alam dan serat campuran dalam bentuk serat pendek(staple)
Pemintalan
Mesin Blowing, Carding Drawing, ring spinning/sistem rotor.
Tidak membutuhkan zat kimia secara signifikan
Benang kapas, benang sutera, benanhg wool, benang campuran (alam dan sintetis)
Kain tenun/rajut
Mesin Penganjian
Mesin warping, mesin cucuk, Mesin tenun, Mesin rajut, Mein tenun jacquard, dobby dsb
Proses penganjian dengan kanji sintetis dan kanji alam
Kain grey tenun
Kain rajut
Kain non woven
Mesin kempa (mesin pres)
Resin, kimia analisis, kimia organic, polimer. Proses kimia,
Kain non woven
Seperti kulit sintetis dsb
Pewarnanaan
(Pencelupan dan Pencapan)
Mesin Cap (screen printing dll), Mesin celup (padding, Jigger Box, Jet dyeing dll ),
Teknologi zat warna, Kimia Tekstil, obat Bantu, kimia fisika, kimia analisis
Kain berwarna
Kain bermotif
Finishing (penyempurnaan)
sebagain proses dilakukan sebelum proses pewarnaan ( Proses bakar bulu, desizing,bleaching,scouring)
Mesin penyempurnaaan, bakar bulu, desizing, bleaching, scouring, pemasakan, mesrcerisasi , mesin sanforis, spreading, heat setting, anti air, anti susut
Kimia Tekstil, Resin, bioteknologi, kimia organic, kimia fisika,kimia analisis
Kain halus, berkilau , langsai, kain dengan tujuan khusus anti api, anti air, kain dengan sifat sifat khusus.dsb
Pakaian (Garmen)
Pembuatan disain, pola, Mesin jahit, pasang kancing, mesin potong, mesin prres
Tidak ada proses kimia secara signifikan
Pakaian , kemeja , celana
Karakteristik dan sifat serat juga sangat menentukan proses pengolahannya baik dari sisi penmilihan peralatan , prosedur pengerjaan maupun jenis zat-zat kimia yang digunakan. Selama proses pengolahan tekstil sifat-sifat dasar serat tidak akan hilang. Proses pengolahan tekstil hanya ditujukan untuk memperbaiki, meningkatkan, menambah dan mengoptimalkan sifat dasar serat tersebut sehingga menjadi bahan tekstil berkualitas sesuai tujuan pemakaiannya.
Tidak semua jenis serat dapat diproses menjadi produk tekstil. Untuk dapat diolah menjadi produk tekstil maka serat harus memiliki sifat-sifat sebagai berikut
1. Perbandingan panjang dan lebar yang besar
2. Kekuatan yang cukup
3. Fleksibilitas tinggi
4. Kemampuan Mulur dan elastis
5. Cukup keriting agar memiliki daya kohesi antar serat
6. Memiliki daya serap terhadap air
7. Tahan terhadap sinar dan panas
8. Tidak rusak dalam pencucian
9. Tersedia dalam jumlah besar
10. Tahan terhadap zat kimia tertentu



Tabel disamping merupakan alur produlsi tekstil dari serat hingga menjadi pakaian
Tabel berikut dapat dijadkan panduan untuk memilih zat warna tekstil dengan serat

Three main methods are used to produce the continuous filaments (primary spinning):
1. Melt spinning
Melt spinning: The polymer is melted in a melt-extruder. The liquid is forced through the
spinner opening under pressure and cooled by a jet of air to form the filament. A spinning
preparation (spin finish) is generally applied at the bottom of the spinning duct. The melting
process is suitable for thermoplastic fibres such as polyester, polyamide, polyolefins (e.g.
polypropylene) and glass fibre.
2. Dry spinning
Dry spinning: The polymer is dissolved in a solvent. The dissolved polymer is extruded through
a spinneret into a chamber of heated air or gas where the solvents evaporates and the filament
forms. This filament is further after-treated with a spin finish. The dry spinning process is
principally used for acetate, triacetate and polyacrilonitrile.
3. Wet spinning.
Wet spinning: The polymer is dissolved in solution. The solution is forced under pressure
through an opening into a liquid bath in which the polymer is insoluble. As the solvent is
dissipated the fibre forms. The solvent can be dissipated through extraction or by means of a
chemical reaction between the polymer solution and a reagent in the spinning bath (reactive
spinning). The residual solvent can be extracted by simple washing. After the thread is formed
and the solvent is washed out, a spin finish can be applied. Wet spinning produces viscose,
acrylic fibres.
Manmade fibres are typically extruded into continuous filaments. The continuous filaments can
then be:
  1. Used directly (in general, following further shaping or texturing)
  2. Cut into staple length and then spun in a process resembling the one used for wool or cotton.
Following primary spinning, the applied treatments vary, depending on the final product and the
processed fibre. Two simplified process sequences can be identified for this stage:
  1. Process for the manufacturing of continuous filament in flat or texturised form
  2. Process for the manufacturing of staple fibres.

QUALITY CONTROL di INDUSTRI GARMEN

QUALITY CONTROL GARMEN
Oleh: Eka argam satu hati
QUALITY CONTROL
Definisi Quality Control (pengendalian mutu) adalah semua usaha untuk menjamin (assurance) agar hasil dari pelaksanaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan memuaskan konsumen (pelanggan).
Tujuan quality control adalah agar tidak terjadi barang yang tidak sesuai dengan standar mutu yang diinginkan (second quality) terus-menerus dan bisa mengendalikan, menyeleksi, menilai kualitas, sehingga konsumen merasa puas dan perusahaan tidak rugi.
Tujuan Pengusaha menjalankan QC adalah untuk menperoleh keuntungan dengan cara yang fleksibel dan untuk menjamin agar pelanggan merasa puas, investasi bisa kembali, serta perusahaan mendapat keuntungan untuk jangka panjang.
Bagian pemasaran dan bagian produksi tidak perlu melaksanakan, tetapi perlu kelancaran dengan memanfaatkan data, penelitian dan testing dengan analisa statistik dari bagian QC yang disampaikan kepada pihak produksi untuk mengetahui bagaimana hasil kerjanya sebagai langkah untuk perbaikan.
Saat pelaksanaan pengujian QC dan testing bila ditemukan beberapa masalah khusus, perlu dibuat suatu study agar dapat digunakan untuk mengatasi masalah di bagian produksi tersebut.
Di samping tersebut di atas tugas bagian QC yaitu jika terjadi komplain, mengadakan cek ulang dan menyatakan kebenaran untuk bisa diterima secara terpisah lalu dilaporkan kepada departemen terkait untuk perbaikan proses selanjutnya.
Untuk itu perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut
  1. Pengendalian biaya (Cost Control)
Tujuannya adalah agar produk yang dihasilkan memberikan harga yang bersaing (Competitive price)
2. Pengendalian Produksi (Production Control)
Tujuanya adalah agar proses produksi (proses pelaksanaan ban berjalan) bisa lancar, cepat dan jumlahnya sesuai dengan rencana pencapaian target.
3. Pengendalian Standar Spesifikasi produk
Meliputi aspek kesesuaian, keindahan, kenyamanan dipakai dsb, yaitu aspek-aspek fisik dari produk.
4. Pengendalian waktu penyerahan produk (delivery control)
Penyerahan barang terkait dengan pengaturan untuk menghasilkan jumlah produk yang tepat waktu pengiriman, sehingga dapat tepat waktu diterima oleh pembeli.

JENIS JENIS QUALITY CONTROL DI GARMEN
    1. Piece Goods quality control/pemeriksaan bahan baku.
      • Adanya inspector pada saat staffing ( bongkar muat )
      • Melakukan pengecekan sejumlah 10% kain dari total kain yang diterima
      • Melakukan dan mengevaluasi adanya fabric defect/ cacat kain
      • Melakukan perbaikan apabila diperlukan
    2. Cutting Departemen Quality Control
  • Melakukan persiapan terhadap kebutuhan manpower
  • Mempunyai sistim pengecekan pada setiap step proses cutting ( Misalnya pada proses : marker, spreading, cutting dan cutting pieces/ komponen )
  • Mempunyai sistim perbaikan apabila diperlukan.
    1. In process Quality Control
Melakukan persiapan terhadap manpower, alat yang diperlukan mempunyai tempat dengan penerangan yang baik sebagai tempat pengecekan.
Mempunyai sistim sampling plan
Mempunyai prosedur dalam menangani masalah rejection dalam bundeling sistim
Mempunyai sistim audit minimum per hari untuk setiap operator. Untuk operator baru pengecekan minimum 3 x per hari
Mempunyai sistim audit untuk setiap tahapan proses
Mempunyai sistim inspect untuk setiap bundle, dengan cara diambil 7 pcs per bundle dan akan dinyatakan reject apabila ditemukan 1 pcs.
Mempunyai sistim kontinyu audit untuk operator yang mempunyai masalah.
Mempunyai sistim menyimpanan record untuk operator bermasalah.
    1. Final Statistical Audit
Menentukan pada step mana kita melakukan sistim audit , dengan menentukan dari status produksi.
Menentukan berapa colour/warna atau berapa model/style yang akan di audit.
Mempersiapkan manpower, alat dan tempat
Melakukan pemilihan pada garmen sesuai dengan statistical
sampling plan
Melakukan pemeriksaan terhadap jumlah contract dan melakukan periksaan terhadap akurasi labelling dan model/style.
Melakukan pemeriksaan secara visual untuk setiap jenis quality defect
Melakukan pemeriksaan terhadap jumlah garmen yang bermasalah
SISTEM PEMERIKSAAN DALAM PROSES PRODUKSI
Pemeriksaan Sample (Sample Inspection)
Sample adalah contoh bahan atau material, contoh model atau style, atau contoh garmen. Sample ini dapat berupa sample dari pihak pembeli atau pun yang dibuat oleh pihak pabrik.
Sample yang dimaksud di sini adalah sample yang dibuat oleh pihak pabrik berdasarkan contoh dari pihak pembeli.
Tujuan pemeriksaan adalah agar seluruh sample yang dibuat oleh pihak pabrik (bagian sample) bebas dari cacat, kerusakan, penyimpangan/ ketidaksesuain baik model, mutu jahitan/finishing, ukuran, warna, dan lain sebagainya.
Mutu produk adalah kesesuaian ciri dan karakter produk yang dibuat, dengan ciri dan karakter produk yang diminta, dan kemampuan suatu produk untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam kondisi tertentu.
Setelah menerima sample, selanjutnya sample di-copy komplit size, cek style dan ukuran, kemudian dilanjutkan dengan membuat top sample pre production sebanyak 4 pcs atau lebih per style dan size.
Urutan/Prosedur Pemeriksaan Sampel (QC Sampel):
Petugas bagian quality control (QC) akan menerima sample dan lembar pemeriksaan sample dari petugas bagian sample.
Lembar rencana kerja (work-sheet) dan contoh produk garmen yang akan diproduksi dibuat oleh petugas bagian sample & Merchandiser diserahkan ke bagian QC.
Petugas QC akan memeriksa dan memberi komentar/koreksi terhadap sample pada lembar pemeriksaan (work-sheet) dan menyerahkan kembali kepada merchandiser.
Merchandiser mempelajari catatan QC dan memutuskan untuk dikirim ke bagian produksi atau ditolak dan dikembalikan kepada bagian pembuatan sample untuk dibuat ulang contoh atau sample.
Jika sample ditolak oleh merchandiser maka sample akan dikembalikan kepada bagian pembuatan sample untuk diperbaiki atau dibuat ulang sesuai dengan mutu sample yang dikehendaki oleh pembeli.
Jika sample diterima atau disetujui oleh merchandiser maka sample tersebut akan dikirim oleh merchandiser ke pihak pembeli guna mendapatkan persetujuan, sesuai permintaan atau tidak (approval sample)
Petugas QC akan menerima salinan atau copy laporan pemeriksaan sample dari merchandiser.
Sampel yang telah disetujui pihak pembeli (approval sample) dikembalikan ke bagian produksi untuk diproduksi secara massal.

PEMERIKSAAN PADA BAGIAN POTONG/CUTTING
Cutting adalah proses pemotongan kain sesuai pola marker yang ada dan sudah dicek kebenarannya oleh bagian marker dan QC cutting.
Secara singkat yang dilakukan oleh bagian QC cutting adalah mengecek gelaran kain, kain tidak gelombang, tidak melipat, kain bawah sampai atas harus sama, dan penyusutan kain. Kemudian mengecek hasil potongan, potongan harus sesuai dengan sample dan toleransi ukuran.
Urutan/prosedur pemeriksaan pada cutting (QC Cutting):
Periksa lembar kain bagian atas sampai pada lembar kain bagian bawah dengan posisi kertas marker.
Periksa dan cocokkan komponen pola dengan komponen pola yang terdapat pada kertas marker apakah komponen pola sudah lengkap atau belum. Petugas QC harus mencatat semua temuan pada lembar laporan pemeriksaan.
Periksa apakah terdapat kesalahan potong pada setiap garis komponen pola ataukah tidak.
Cek interlining dengan pola (bila komponen garmen menggunakan interlining dan bordir)
Kesalahan potong pada bagian yang seharusnya dipotong ulang pada kain cadangan, dilakukan pencatatan dan pemotongan ulang

Lebih detailnya adalah sebagai berikut
Melakukan pemeriksaan terhadap kontruksi kain, warna kain, design kain, bagian luar dalam kain, dan bagian centre line kain. Juga melakukan pemeriksaan terhadap kualitas kain.
Melakukan pemeriksaan pada marker, apakah rasio size/ukuran sudah memenuhi seluruh size/ukuran yang dipesan
Melakukan pemeriksaan terhadap hasil spreading/ampar apakah kain yang diampar sudah benar benar rata tidak bergelombang dan lurus.
Melakukan pemeriksaan terhadap metode cutting
Pemeriksaan terhadap hasil potong, apakah seluruh hasil potong sudah benar benar sesuai dengan original pattern/pola yang diberikan oleh buyer/pemesan.
Pemeriksaan pada hasil potong, apakah stripe atau kotak dari potongan komponen benar benar matching dan balance.
PEMERIKSAAN PADA BAGIAN FUSING
Melakukan pemeriksaan terhadap hasil fusing sebelum dan sesudah pencucian. Apakah mengalami perubahan warna dan ukuran.
Melakukan pemeriksaan terhadap kualitas fusing yang dihasilkan, terdapat delamination dan strike trough atau tidak. Apakah bond strength sudah memenuhi standar atau tidak.
Melakukan pemeriksaan khusus untuk kain stripe/kotak hasil fuse benar benar lurus dan balance.
Melakukan pemeriksaan apakah interlining yang digunakan sudah sesuai dengan yang ditentukan oleh buyer atau tidak.


PEMERIKSAAN PADA BAGIAN JAHIT.
Urutan/prosedur pemeriksaan pada proses Sewing:
Bekerja sesuai dengan pedoman produksi atau work sheet.
Mengikuti proses sesuai dengan layout sampai baju jadi
Periksa hasil cutting per komponen sesuai dengan sample dan toleransi
Memeriksa jumlah stikan dalam 1 inch (stitch/inch)
Periksa hasil jahitan dan ukuran tiap tahapan proses, jahitan harus baik, rapi, tidak loncat.
Periksa hasil jadi sesuai dengan work sheet
Periksa hasil jadi setelah dilakukan trimming
Semua data dicatat pada blangko yang sudah disediakan
Lebih detailnya adalah sebagai berikut
Melakukan pemeriksaan terhadap model/style yang akan digunakan.
Melakukan pemeriksaan terhadap material penunjang yang akan digunakan, nisalnya : Label, Button, benang
Melakukan pemeriksaan terhadap hasil komponen jadi, spi, ukuran, model/style, handling/penanganan
Melakukan pengukuran terhadap garmen jadi
Melakukan tes cuci pada garmen jadi untuk mengetahui apakah ada perubahan warna, dan ukuran setelah pencucian.
PEMERIKSAAN PADA BAGIAN GOSOK-LIPAT – PENGEPAKAN
Melakukan pemeriksaan secara tekhnis apakah temperature/suhu yang digunakan sudah sesuai dengan jenis kain yang akan digosok atau tidak.
Melakukan pemeriksaan dari hasil gosok, apakah ada perubahan warna, bentuk dan ukuran setelah penggosokan.
Melakukan pemeriksaan dari hasil gosokan apakah sudah halus sesuai dengan yang diinginkan atau tidak.
Melakukan pemeriksaan apakah folding method/cara lipat sudah seusesuai dengan permintaan buyer atau tidak.
Melakukan pemeriksaan terhadap material penunjang( card board, paper collar stripe, plastic collar support, tissue paper, hang tag, price ticket ) apakah sudah sesuai yang dengan permintaan dari buyer atau tidak.
Melakukan pemeriksaan terhadap kualitas, ukuran dari export carton.
Melakukan pemeriksaan terhadap total jumlah per carton, dan methode packing.
FINAL AUDIT PROCEDURE/ PROSEDUR FINAL AUDIT
Final audit akan dilakukan pada posisi garmen dengan status produksi tertentu.
Melakukan pemeriksaan kesesuain pada jumlah pemesanan, warna dan model.
Melakukan pemilihan/pengambilan garmen secara random sesuai dengan statistical sample plan.
Melakukan pemeriksaan secara visual dari hasil operasi sewing/ jahit apakah kualitas jahit sudah sesuai atau tidak dengan standar
Melakukan pemeriksaan terhadap ukuran, apakah sudah sesuai dengan pemesanan atau tidak. Minimum pengukuran 5 pieces untuk setiap warna dan ukuran.
Melakukan pemeriksaan secara menyeluruh terhadap: model, kain, warna, jahitan, material penunjang, konstruksi material, price ticket, folding method/cara lipat, carton marking. Dan carton labeling.

KLASIFIKASI DEFECT
Defect akan diklasifikasikan menjadi dua yaitu, defect major dan defect minor.
Major defect adalah sebuah kondisi garmen yang diindikasikan akan menjadi second quality atau tidak memenuhi standar karena beberapa alasan berikut :
  • Defect tersebut akan mempengaruhi integrity/keutuhan dari product
  • Defect tersebut akan mempengruhi terhadap daya jual dari product
  • Defect tersebut akan mempengaruhu kepercayaan dan kepuasan konsumen terhadap product
  • Defect tersebut menjadikan ketidak sesuaian pada style
<!–[if !supportLists]–>3. <!–[endif]–>Minor defect adalah sebuah kondisi dimana defect tersebut tidak akan menimbulkan complain dari konsumen.
DEFINISI DEFECT PADA BAGIAN SEWING/JAHIT
  1. Crooked label/ label tidak di tengah +/- 1/16” dari tengah masih diperbolehkan
  2. Label seam ends on yoke/ jahitan label tembus satu jarum pada bahu. Diperbolehkan tidak melebihi 1/8”
  3. Label stitching over run/ jahitan label keluar. Diperbolehkan tidak melebihi satu jarum
  4. Poor banding/ lapisan kaki kerah melintir. Tidak diperbolehkan
  5. Nose on band extension/pemasangan kaki kerah nonjol. Diperbolehkan tidak melebihi 1/16”.
  6. Uneven collar point length/Lebar dari pucuk kerah tidak sama kiri dan kanan. Tidak ada toleransi , ukuran harus benar benar akurat.
  7. Untidy joint stitching at collar/jahitan sambungan pada kerah. Tidak diperbolehkan ada jahitan sambung pada bagian kerah.
  8. Mismatched collar/kerah tidak matching. Diharuskan matching pada bagian ini.
  9. Skip stitch collar/stik kerah loncat. Tidak diperbolehkan
  10. Open seam collar closing/pasang tutup kerah jebol. Tidak ada toleransi.
  11. Beading collar point/pucuk kerah tidak lancip. Tidak ada toleransi.
  12. Fractured Collar point/pucuk kerah jebol. Tidak ada toleransi.
  13. One front longer than other/bagian depan kiri kanan tidak sama. Tidak diperbolehkan melebihi ¼”
  14. Skip stitch top centre/jahitan loncat pada bagian tengah. Tidak ada toleransi.
  15. Missing or faulty button/kurang atau rusak kancing. Tidak ada toleransi.
  16. Open seam joining/jebol pada penggabungan. Tidak ada toleransi
  17. Faulty pocket blocking/Block saku kurang baik. Tidak ada toleransi.
  18. Incorrect pocket location/penempatan saku yang tidak sesuai. Diperbolehkan tidak melebihi ¼”
  19. Hi Low Pocket/Pocket kiri dan kanan tidak sama posisinya. Diperbolehkan tidak melebihi 1/4”
  20. Sleeve not even at armhole/ tangan tidak sama pada bagian ketiak. Diperbolehkan tidak melebihi ¼”
  21. One sleeve longer than other/panjang tangan kiri dan kanan tidak sama. Diperbolehkan tidak melebihi ¼”
  22. Puckering/Kerut. Tidak diperbolehkan.
  23. Sleeve placket faulty blocking/Blocking tangan tidak bagus. Harus diperbaiki.
  24. Fullness in Cuff/Gelembung pada manset. Harus diperbaiki.
  25. Nose on Cuff/pemasangan manset menonjol ke luar.Harus diperbaiki.
  26. Beading Cuff attached/Pasang manset menonjol ke atas. Harus diperbaiki.
  27. Needle pulls, needle chew/Terdapat bekas karena jarum tumpul. Tidak diperbolehkan.
  28. Brooken stitch/Jahitan putus. Tidak diperbolehkan.
  29. Half sewn button/jahitan kancing hanya separuh.
DEFINISI DEFFECT PADA BAGIAN FOLDING DAN PACKING
Crushed or no collar support/Rusak atau sobek kertas penahan kerah. Harus diperbaiki.
Tie space too big/overlap/Jarak pemasangan dasi terlalu lebar atau bertumpang tindih.
Crooked Collar/Kerah tidak pas pada bagian tengah lipatan.
Mismatched front stripe/plaid/Bagian kiri dan kanan tidak matching untuk stripe atau kotak.
Mismatched pocket/Pemasangan saku tidak matching.
Mismatched collar/Kerah tidak matching
Collar not rolled properly/Kerah tidak bulat secara sempurna.
Torn/misprinted poly bag/ Plastik robek dan ada kesalahan print.
Dry wrinkles/ Gosokan tidak rapi.
Poor Pinning/Pemasangan jarum pentul tidak baik.
Crooked front folding/Bagian lipatan kiri kanan tidak seimbang.
Flaps not covering to pocket/Tutup saku tidak menutupi secara sempurna.
Puckering collar closing/kerut pada bagian pemasangan kerah.
Fullnes in band/gelembung pada bagian dalam kaki kerah
Hi Low Button Down/Kancing kerah kiri kanan tinggi rendah.
Misaligned neck button to front button/Kancing leher tidak lurus terhadap kancing depan.
Fullness around collar/Gelembung sekitar kerah
Fullness between 1st and 2nd front button/Gelembung antara kancing pertama dan kedua pada bagian depan.
Wrong size in box/Salah memasukan ukuran pada box
Wrong assortment/ Salah assortment
Wrong style in box/ Salah style yang masuk pada box
Wrong poly bag/ Salah plastic
Wrong Carton Marking/ Salah print pada karton box

Sumber bacaan
argam satu hati

Tips & Trik

Eka argam satu hati

Rabu,22 November 2011

Seperti apa cara merawat kaos yang bersablon? Berikut ada beberapa tipsnya, agar kaos kesayangan Anda bisa tahan lama...
Kaos dengan sablon tulisan/ Foto-foto: IstimewaKaos dengan sablon tulisan/ Foto-foto: Istimewa
PAKAIAN adalah kebutuhan pokok manusia selain makanan dan tempat berteduh. Manusia membutuhkan pakaian untuk melindungi dan menutup tubuhnya. Seiring dengan perkembangan kehidupan manusia, pakaian juga digunakan sebagai simbol status, jabatan, ataupun kedudukan seseorang yang memakainya.
Perkembangan dan jenis-jenis pakaian tergantung pada adat-istiadat, kebiasaan dan budaya yang memiliki ciri khas masing-masing. Pakaian juga meningkatkan keamanan selama kegiatan berbahaya seperti hiking dan memasak, dengan memberikan penghalang antara kulit dan lingkungan. Pakaian juga memberikan manfaat higienis, menjaga toksin dari badan dan membatasi penularan kuman.
Salah satu tujuan utama dari pakaian adalah untuk membuat pemakainya merasa nyaman. Dalam iklim panas, busana menyediakan perlindungan dari sengatan sinar matahari atau berbagai dampak lainnya. Sedangkan di iklim dingin sifat insulasi termal umumnya lebih penting.
Pakaian juga bisa melindungi bagian tubuh yang tidak terlihat. Pakaian bertindak sebagai perlindungan dari unsur-unsur yang merusak, termasuk hujan, salju dan angin atau kondisi cuaca lainnya. Pakaian juga mengurangi tingkat risiko selama berkegiatan, seperti bekerja atau olahraga.
Kaos sablonanKaos sablonanPakaian kadang-kadang dipakai sebagai perlindungan dari bahaya lingkungan tertentu, seperti serangga, bahan kimia berbahaya, senjata dan kontak dengan zat abrasif.
Lantas, bagaimana merawat pakaian yang sangat kita sukai agar tidak cepat rusak. Khususnya untuk pakaian dengan jenis kaos dengan berbagai gambar sablon?
Berikut tips dan trik agar kaos bersablon bisa tahan lama:
Jika hendak menyeterika kaos bersablon maka gambar sablon tersebut harus dilapisi kain. Atau jika tidak menggunakan kain bisa juga menyeterika dari belakang atau bagian dalamnya. Jangan coba-coba menyeterika sablonnya karena akan membuat gambarnya meleleh.
Kalau pun mau menyeterika sablon, ada tekniknya. Yaitu di tempel terus angkat, tempel terus angkat. Jangan coba -coba digesek karena akan membuat gambar sablon meluber.
Ketika mencuci jangan menggunakan detergen. Selain itu, untuk mencucinya juga jangan dikucek dan disikat.
Jika memang hendak menyuci kaos bersablon dengan detergen, maka merendamnya jangan terlalu lama. Selain itu, jangan disikat dan dikucek agar sablon tetap rapih dan tidak terlihat pecah-pecah sehingga bisa tahan lama.

Menjahit kebaya pendek berleher lebar




































 Cara membuat pola
  • Buatlah pola dasar depan dan belakang sampai pinggul
  • Gambarlah bentuk leher pada pola depan dan belakang
  • Perpanjang garis leher depan menjadi kupnat, hingga ke bawah, kutip dan pisahkan bagian depan kanan dan kiri







 


  •  Buatlah pola lengan sesuai ukuran pemakai , namun panjangnya ditambah 2 cm 
  • Rancanglah pola depan yang sudah dipisahkan diatas kainnya, juga pola belakangdan pola lengan





 

X-X Lebar kain 55 cm x 2 =110
X-Z panjang Kain 135 cm
LD Lapisan dada
LB Lapisan belakang

  

























  • Pola depan bagian kiri (yang akan menjadi tengah depan) dirancang di kain yang berbeda

 
















Cara menjahit :
  1. Obraslah semua tiras potongan kain yang akan dijahit
  2. Pasanglah kain lapisan dada, balikkan dan tindas 1mm dari tepi jahitan, lipat tepi/tiras lapisan ke arah dalam, tindas dengan mesin lalu dejahit dengan tusuk som.
  3. Jahitlah kupnat belakang
  4. Kampuhlah bahu depan, dengan bahu belakang, dan pasanglah kain lapisan leher, tindas lapisan dengan mesin, 1 cm dari jahitan, jelujur dan jahit dengan tusuk som
  5. Pasanglah resleting pada jahitan tengah belakang
  6. Kampuhlah jahitan sisi badan kanan dan kiri kemudian jahitlah keliman bawah dengan tusuk som 
  7. Kampuhlan jahitan lengan kanan dan kiri kemudian jahitlah keliman dengan tusuk som 
  8. Pasanglah lengan lengan kanan dan kiri pada kerung lengan badan

CARA MENJAHIT LENGAN DENGAN RAPI

Cara Menjahit Lengan dengan Rapi

By: Eka argam satu hati


6. Beri tanda tengah-tengah kepala lengan. (gambar 3)
















7. Jahit bagian pinggir lengan dengan kampuh buka (gambar 4)



















8. Pasang lengan pada badan dijelujur dahulu kemudian dijahit, jangan lupa untuk mengapaskan bagian tengah kepala lengan yang sudah ditandai dengan jahitan bahu. (gambar 5)



















9. Gunting tepi kampuh kerung lengan sisakan ¾ cm.

10. Sisa kampuh diselesaikan dengan diobras/difeston.

11. Penyelesaian kelim bawah di som.

12. Lengan yang rapi sudah siap (gambar 6)



















Semoga langkah-langkah menjahit lengan ini bisa membantu anda yang baru belajar menjahit. Selamat mencoba, semoga sukses!!!

CARA MENJAHIT LUBANG KANCING PASEPOAL (LUBANG KANCING BLUS/BLAZER)

Membuat Lubang Kancing Paspoal
  1. Tandai  lubang kancing paspoal pada bagian buruk blus diberi viselin dengan ukuran panjang 3 cm dan lebar 2 cm.
  2. Pada bahan bibir passepoille diberi viselin 2 cm. Bahan bibir paspoal atas dijelujur dari bagian baik blus sesuai tanda pola.
  3. Bahan lubang kancing passepoille bagian bawah dijelujur pada bagian baik blus pas pada tanda pola
  4. Setik dengan mesin pas pada tanda pola
  5. Pola lubang kancing digunting mulai dari bagian tengah garis lubang kancing, kemudian dari ujung saku ± 1 cm kiri dan kanan digunting segi tiga.
  6. Saku yang ada pada bagian baik dibalik dan dibentuk kemudian dijelujur.
  7. Setik pada kampuh yaitu pada bagian buruk kain.
  8. Satukan lubang kancing paseepoille bahan utama dan lubang pada lapisan dengan tusuk soom.

Menjahit 2 lajur pas tanda pola


Memotong sudut lubang tepat ujung jahitan


Membuka kampuh bibir passepoille

Gambar jahitan kampuh

 Gambar bibir passepoille dikatupkan dengan tusuk jelujur

Gambar lubang pada lapisan