Welcome to blog Eka argam satu hati

Rabu, 16 November 2011

SUPPLY BAHAN BAKU UNTUK USAHA GARMENT

Bahan Baku Penunjang
Selain kain, industri garment membutuhkan bahan-bahan lain. Bahan lain yang utama adalah retsleting (katup sleret), kancing dan benang jahit. Ketiga jenis bahan tersebut sudah diproduksi di dalam negeri.
Industri ritsleting di Indonesia telah berkembang cukup lama di dalam negeri. Saat ini setidaknya terdapat sekitar 14 perusahaan yang memproduksi komoditas ini dengan kapasitas produksi per tahunnya mencapai 693 juta meter. Skala industri perusahaan ini cukup beragam, dari yang besar, menegah hingga industri yang relatif kecil. PT YKK Indonesia Zipper Co. Ltd bergerak dalam industri garment accessories seperti zip fastener dan componennnya, elastic, hook & loop fastener serta metal & plastic button dengan kapasitas produksi mencapai 155 juta meter per tahun, sedangkan PT Zipco Indonesia memiliki kapasitas produksi sebesar 232,5 juta meter per tahun. PT Matahari Sentosa memiliki kapasitas 167 juta meter per tahun dan PT Ciquita Talonplas Zipper Co. Ltd. Serta PT Hero Top Zip memiliki kapasitas produksi masing-masing sebesar 50 juta meter dan 55 juta meter per tahun. Saat ini kebutuhan ritsleting dalam negeri mencapai 455 juta meter dimana separuhnya (226 juta meter) dipenuhi dari impor.
Industri kancing di Indonesia sudah berkembang sejak lama dan hingga saat ini terdapat sekurangnya 30 perusahaan yang beroperasi dengan lokasi tersebar diberbagai wilayah Indonesia. Pada umumnya perusahaan yang ada berstatus swasta nasional, dan hanya sebagian kecil saja yang memiliki status Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) atau Penanaman Modal Asing (PMA). Beberapa diantaranya yang memiliki kapasitas cukup besar adalah PT Button & Thread Mutiara Herni Hardi di Bekasi (berkapasitas 9,3 juta gross per tahun), PT Pramono Irindo Jaya (5 juta gross per tahun), CV Button Industries (4,5 juta gross per tahun) dan PT Tjoen Yen Button (4,3 juta gross pe rtahun). Kemudian CV Sion (4,3 juta gross per tahun), PT YKK Indonesia Zipper (3,6 juta gross per tahun) serta PT Wahana Kreasi Hasil Kencana di Tangerang (3 juta gross per tahun). Total kapasitas nasional mencapai 83 juta gross per tahun.
Sebagian besar produsen kancing tersebut hanya memproduksi satu jenis kancing saja, yaitu dari metal atau dari plastik (polyester). Namun demikian para produsen kancing plastik umumnya juga menerima pesanan kancing yang menggunakan accesories dari logam. Sedangkan produsen kancing dari logam, disamping memproduksi kancing logam atau kancing logam yang mengandung plastik, umumnya mereka juga memproduksi accesories dari logam lainnya seperti gasper, kepala ikat pinggang, emblim, lencana dan lain sebagainya. Saat ini kebutuhan kancing nasional mencapai 78 juta gross dan porsi impornya sangat kecil, hanya 0,4%-nya.
Industri benang jahit mengalami perkembangan pesat di awal era 90-an, namun kini nampak stagnan dalam beberapa tahun terakhir. Produsen benang jahit yang cukup besar di Indonesia saat ini yaitu PT Dong-Il Indonesia yang memiliki kapasitas sebesar 1.800 ton/tahun. Perusahaan benang jahit lainnya yang cukup besar adalah PT Tootal Thread yang memiliki kapasitas 1.200 ton/tahun, kemudian PT Benang Emas Murni dengan kapasitas 1.200 ton/tahun, dan PT Benang Warna Indonusa dengan kapasitas 1.080 ton/tahun. Saat ini produksi benang jahit dalam negeri mencapai 6.700 ton per tahun. Impor benang jahit tidak diketahui secara pasti karena tidak dideskripsikan secara jelas dalam statistik impor BPS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar